Kisah Akhwat Facebookiyyah



Dulu aku mengenalmu,
Sejak pertama komentar di statusmu,
Lalu kau balik komentar di statusku
Semua interaksi yang terkesan biasa
komentar yang semua biasa.

Suatu hari aku tersentak kaget,
Dengan statusmu yang sama dengan statusku,

Di wall mu dan di wall ku tertulis:
“Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu`” (QS. Al-Baqarah:75)

Aku lagsung koment, bilang kalau status kita sama,
Kau tampak biasa, aku pun sama

Beberapa hari berikutnya

Teka-teki #4

Aku adalah sebuah ibadah diantara jenis jenis ibadah yang Allah telah syariatkan, dan apabila ada seorang hamba yang mendekatkan dirinya pada Allah dengan cara beribadah denganku, maka tidak ada seorang hamba pun  yang bisa melakukan ibadah tesebut dimuka bumi ini dalam waktu yang sama kecuali oarang tesebut telah selelsai dari beribdah dengan jenis ibdahaku tersebut. jenis ibadah apakah aku???

Ketika Akhwat Jatuh Cinta^^


oleh Ummu Saif

Akhwat Jatuh Cinta??
Tak ada yang aneh, mereka juga adalah manusia...
Bukankah cinta adalah fitrah manusia???
Tak pantaskah akhwat jatuh cinta???
Mereka juga punya hati dan rasa...
Tapi tahukah kalian betapa berbedanya mereka saat cinta seorang lelaki menyapa hatinya???
Tak ada senyum bahagia, tak ada rona malu di wajah, tak ada buncah suka di dada...
Namun sebaliknya...
Ketika Akhwat Jatuh Cinta...
Yang mereka rasakan adalah

Teka-teki #3

Teka-teki, para wanita muslimah yang tidak memiliki suami, bukan budak/ merdeka akan tetapi tidak seorang pun boleh menikahinya.

Teka-teki #2

Teka-teki , Ada seseorang  yang berpuasa ternyata tiba tiba puasanya batal tanpa makan, tanpa minum, tanpa memasukkan sesuatu di dalam perutnya, tanpa melakukan hubungan suami istri,  dan tanpa melakukan satu sebab dari pembatal puasa, bahkan tanpa niat untuk membatalkan puasanya. Kenapa demikian?

Teka-teki #1

Ada seorang laki laki muslim berakal, telah sampai pada usia baligh, dan dia bukanlah orang yang bodoh atau dia sudah bisa membedakan. Engkau memberikan kepadanya hadiah berupa bangkai maka ia memakannya dan tidak terjadi apa apa padanya bahkan dia tidak berdosa dengan memakan bangkai tersebut. Bangkai apakah tersebut?


Anda tentu mengenal nama Abu Hanifah an-Nu’man bin Tsabit, salah seorang ulama besar, dan termasuk salah satu dari imam empat madzhab. Ada kisah menarik, berkaitan dengan beliau, tetapi kisah ini bermula di saat beliau belum lahir.

Pada abad pertama hijriyah, terdapat seorang pemuda yang mengabdikan dirinya untuk menuntut ilmu syar’i, tetapi ia sangat miskin. Suatu hari ketika ia merasa sangat lapar dan tidak mendapatkan sesuatu apapun yang bisa dimakan, ia berusaha mencari makanan di luar rumahnya. Kemudian, ia berhenti di salah satu kebun yang penuh dengan pepohonan apel, yang salah satu rantingnya menjulur ke jalan. Karena sangat lapar, ia terdorong untuk memakan apel tersebut, apalagi ia merasa perlu untuk mempertahankan raganya. Ia juga berpikir bahwa tidak ada seorangpun yang melihatnya, di samping ia juga merasa bahwa kebun tersebut tidak akan berkurang dengan sebab satu biji apel saja. Maka, ia beranikan diri untuk memetik satu buah apel dan memakannya hingga rasa laparnya hilang.

Ketika beranjak pulang ke rumah, jiwanya mulai mencacinya

Fenomena Sinetron Umar bin Khattab


Fenomena Sinetron Umar bin Khattab
Pertanyaan:

Adakah fatwa ulama terkait sinetron Umar bin Khattab yang ditayangkan di televisi?

Dari: Aji

Jawaban:

Alhamdulillahi Rabbil ‘alami ash-shalatu was salamu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala alihi wa ash habihi ajma’in

Permasalahan sinetron Umar bin Khattab tentu saja yang dimaksud itu bukan Umar, akan tetapi tentang pemikirannya. Sebelum membahas tentang hukum permasalahan ini, saya ingin mengingatkan bahwasnya setiap permasalahan itu ada manfaat dan ada madharatnya. Ketika dipilihnya


Bismillah Ar-Rahmaan Ar-Rahiym.
Assalaamu 'alaykum warahmatullaahi wabarakaatuhu.

Alhamdulillah, Washshalatu wassalaamu 'alaa Nabiyyinaa Muhammadin wa 'alaa aalihi wa ash-haabihi ajma'iyn. Ammaa ba'du.

 Ikhwan dan Akhwat rahiymakumullahu jamiy'an, banyak hadits yang menyebutkan tentang keutamaan menghapal Al-Qur'an, dan sepantasnya di hati setiap orang yang beriman memiliki keinginan yang kuat untuk menghafalkannya, dan senantiasa memiliki kecemburuan terhadap para penghafalnya, namun kecemburuan yang kami maksud bukanlah kecemburuan negatif yang menghendaki hilangnya suatu nikmat yang telah dikaruniakan oleh Allah 'Azza wa Jalla kepada saudaranya dan kemudian nikmat tersebut beralih kepadanya, bukan itu Ikhwan dan Akhwat sekalian, akan tetapi yang kami maksud di sini adalah kecemburuan positif di mana kita pun menginginkan nikmat yang sama tanpa ada keinginan agar nikmat tersebut hilang dari saudara kita, sehingga kitapun saling berpacu bahkan saling tolong menolong dalam menggapai kebaikan tersebut.


Ikhwan dan Akhwat rahiymakumullahu jamiy'an, sebelum kami masuk ke pembahasan metode maka terlebih dahulu kami ingin melampirkan beberapa dalil tentang keutamaan menghafal Al-Qur'an, dengan harapan ini semua akan lebih memacu kita semua untuk berusaha dan terus berusaha menghafalkan Al-Qur'an tersebut tanpa ada kata menyerah hingga KETETAPAN ALLAH datang menghampiri kita semua, Insyaa Allah, Allahu Akbar...!!!

1. Hati seorang individu




TEMPO.CO, Makassar - Universitas Hasanuddin membuka jalur penerimaan mahasiswa baru melalui penyaringan Prestasi Olahraga, Seni, dan Keilmuan (POSK) bagi calon mahasiswa baru yang memiliki prestasi di bidang-bidang tersebut.

Wakil Rektor III Universitas Hasanuddin, Nasaruddin Salam, mengatakan program tersebut sudah dibuka sejak tahun 2006. “Pada tahun 2006 pendaftarnya baru 13 orang, sedangkan untuk tahun ini pendaftarannya sudah mencapai 752 orang,” ujar Nasaruddin, Ahad, 22 Juli 2012.

Untuk tes jalur POSK pada tahun ini

Menguak Malam Lailatul Qadr


I. Muqaddimah

Diantara hikmah dalam penciptaan Allah Azza wa Jalla adalah Dia memilih diantara ciptaan-Nya siapa yang dikehendaki lalu mengutamakannya atas sebagian yang lain. Allah Azza wa Jalla berfirman :

[وَرَبُّكَ يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ وَيَخْتَارُ مَا كَانَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ  ]
Dan Tuhanmu menciptakan apa yang Dia kehendaki dan memilihnya. Sekali-kali tidak ada pilihan bagi mereka. (QS. Al Qashash : 68)


Ibnul Qayyim rahimahullah menerangkan ayat tersebut dengan perkataannya : “Yang dimaksud dengan al ikhtiyar adalah pemilihan dan penyeleksian jadi maknanya memilih setelah menciptakan” (1)
Diantara bukti dan dalil adanya ikhtiyar (pemilihan) diantara sekian banyak makhluk adalah Allah subhanahu wa ta’ala telah mengutamakan surga Firdaus dari seluruh jenis surga yang ada, Malaikat Jibril, Mikail dan Israfil merupakan tiga malaikat yang paling utama dari sekian banyak malaikat, Para ulul azmi lebih utama dari para nabi dan rasul yang lain, Para sahabat dipilih untuk menjadi generasi yang terbaik dan diantara sahabat ada yang lebih afdhal dari yang selainnya, Ummat ini dipilih untuk menjadi ummat yang paling afdhal dibandingkan ummat-ummat yang lain, Allah subhanahu wa ta’ala mengutamakan sebagian tempat dan negeri dibandingkan tempat-tempat yang lain dan yang paling afdhal adalah negeri Haram (Tanah Mekkah), termasuk dalam hal ini adalah Allah subhanahu wa ta’ala memilih dan mengutamakan sebagian waktu dari yang lainnya; dimana hari yang terbaik di sisi Allah subhanahu wa ta’ala dalam setahun adalah hari raya kurban, bulan yang terbaik adalah bulan Ramadhan dan malam yang terbaik adalah lailatul qadr yang lebih utama dari 1000 bulan.


Para ulama berbeda pendapat tentang yang mana afdhal sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah atau sepuluh akhir bulan Ramadhan ?



DEPOK (VoA-Islam) – Tidak ada kitab suci, selain Al-Qur’an yang mudah dihafal dan dipahami. Itu sudah menjadi jaminan Allah Swt dalam memberi kemudahan bagi hamba-Nya, khusus umat Islam dalam mempelajari Al-Qur’an.

Dalam kuliah Subuh di Masjid Ukhuwah Universitas Indonesia (UI) Depok, Ustadz Arham bin Ahmad Yasin, Lc memberi tips dan kiat sukses menghafal al-Qur’an untuk orang sibuk seperti mahasiswa dan pekerja. Berikut ini adalah panduan dan kiat-kiatnya:

Pertama,

Hanya Satu Nyawa

Generasi Salaf adalah generasi yang luar biasa. Dunia ini tak akan pernah lagi merasakan dan menyaksikan sebuah generasi seperti itu. Hanya sekali saja. Benar, hanya sekali saja ia ditakdirkan menjadi panggung kehidupan sekaligus saksi sejarah untuk sebuah generasi bernama al-Salaf al-Shaleh itu. Sebagaimana ungkapan para ulama, generasi ini dengan manhaj yang menjadi jalan serta pegangan hidupnya telah menyatukan 3 sifat yang tak mungkin terpisahkan satu dengan lainnya. Manhaj Salaf itu a’lam, ahkam dan aslam.

Manhaj Salaf itu a’lam atau paling sesuai dan penuh dengan ilmu, karena seluruh ilmu Islam berasal dari mata air Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang mengalir melalui anak-anak sungai para Salaf. Jangan pernah mengatakan engkau lebih tahu dari mereka tentang agama ini.

Manhaj Salaf itu ahkam atau paling penuh hikmah, karena hikmah hanya akan lahir dan mengalir

Berlomba menuju Kota Raja



Ibnu Abdil Bari el ‘Afifi

            Dikisahkan, ada seorang Raja membangun sebuah kota di lokasi yang sangat strategis, dan dekat dengan sumber air. Sungai-sungainya mengalir dengan deras dan pepohonannya teratur rapi. Suatu hari, sang Raja berkata kepada rakyatnya, “Berlombalah kalian menuju tempat yang paling indah di kota tersebut. Barangsiapa yang mencapai tempat tersebut, maka ia menjadi miliknya. Ia boleh memilih rumah mana saja yang disukainya, sesuai dengan cepat-lambatnya kalian dalam mendapatkannya. Ia juga berhak mendapatkan layanan untuk mendapatkan apapun yang dikehendakinya. Semaunya. Tetapi barangsiapa yang berlambat-lambat, maka ia akan didahului orang lain untuk mencapai kota tersebut, dan rumahnya akan ditempati oleh orang lain, dan ia akan menjadi orang yang sedih, dan tidak mendapat tempat tinggal, selama-lamanya.”
            Sang Raja juga memberitahukan bahwa dalam mengarungi perlombaan itu, mereka akan menemui pohon besar yang rindang, yang akan menjadi naungan bagi orang-orang di bawahnya. Di bawah pohon tersebut terdapat air yang mengalir dan di atasnya terdapat bebuahan yang bermacam-macam, dan beburungan yang berkicauan merdu.

Belajar Dari Kisah Imam Al Bazzaz Janji Allah Pasti Nyata


Al Ustadz Harman Tajang hafizhohullah

Disebutkan Oleh Al Imam Ibnu Rajab Al Hambali dalam kitab zain tabaqaat al hanaabilah kisah seorang ulama salaf yang bernama Qadhi Abu Bakr Ibnu Muhammad Abdul Baaqi Al Bazzaz Al Anshori Rahimahullah. Yang nanti akan kita sebut dengan Imam Al Bazzaz.
Imam Al Bazzaz menceritakan dirinya ia berkata:

Dahulu aku pernah tinggal di Makkah beberapa tahun lamanya. Pada satu musim  aku pernah merasakan lapar yang sanagat melilit. Dan aku pada waktu tidak memiliki apa apa yang bisa kugunakan untuk membeli makanan. Akhirnya aku keluar mencari cari makanan dan aku tidak mendapatkan apapun.
Tiba tiba, disebuah jalan aku mendapatkan sebuah bungkusan yang terbuat dari harir (sutrah) dan pengikatnya juga terbuat dari harir. Maka aku membawa pulang bungkusan tersebut dan ketika aku membukanya, aku lebih kaget lagi. Ternyata

Diceritkan oleh al Imam Ibnu Hibban dalam kitab Ats-Tsiqaats dari Abdullah Ibnu Muhammad ia berkata:

Dahulu aku pernah berteduh disuatu tempat di Mesir. Maka aku melihat sebuah kemah yang terpancang, kemah yang sangat kecil dan nampak pemiliknya adalah seorang yang sangat fakir yang tidak memiliki apa apa. Maka aku pergi ke kemah tersebut dan mendekatinya untuk melihat apa yang ada di dalamnya. Kemah yang terletak di sebuah padang pasir. Maka aku melihat seorang laki laki yang telah hilang kedua tangannya dan begitu juga dengan kedua kakinya. Ia adalah seorang laki laki yang tuli dan buta yang tidak tersisa dari tubuhnya yang dapat ia manfaatkan kecuali hanya lisannya saja.

Saya mendengar ia berkata: allahumma auzi’ni an asykura ni’matakallati an’amta ‘alyya wa an fadhdhaltanii ‘ala katsiirin mimman khalaqta tafdhiila (yaa Allah karuniakanlah padaku agar aku dapat mensyukuri nikmat-Mu atasku dan pengutamaan-Mu terhdap diriku dari banyaknya makhluk makhluk-Mu) maka Aku berkata: “sungguh ajaib’’ setelah itu aku pergi kearahnya lalu saya katakan: wahai engkau, nikmat apakah yang engkau syukuri pada Allah itu? Nikmat apa itu?